ENGLISH TEACHERS’ PERCEPTION AT JUNIOR HIGH SCHOOL LEVEL ON THE IMPLEMENTATION OF KURIKULUM MERDEKA IN BANJAR DISTRICT

Siti Raudah, Siti Raudah and Pajrian Noor, Pajrian Noor and Lailatun Najmiah, Lailatun Najmiah (2024) ENGLISH TEACHERS’ PERCEPTION AT JUNIOR HIGH SCHOOL LEVEL ON THE IMPLEMENTATION OF KURIKULUM MERDEKA IN BANJAR DISTRICT. Online Repository of Universitas NU Kalimantan Selatan. pp. 1-14.

[thumbnail of English Teachers’ Perception at Junior High School Level on the Implementation of Kurikulum Merdeka in Banjar District.pdf] Text
English Teachers’ Perception at Junior High School Level on the Implementation of Kurikulum Merdeka in Banjar District.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (675kB)

Abstract

Perubahan kurikulum bukanlah hal baru di Indonesia. Dalam hampir 2 dekade terakhir sudah terjadi 3 kali perubahan kurikulum. Terakhir adalah perubahan Kurikulum darurat pasca Covid-19 menjadi Kurikulum Merdeka yang disinyalir merupakan perampingan dari K13. Kurikulum Merdeka baru berumur satu tahun, tentunya masih memerlukan penyesuaian, terutama pada impelementasinya. Untuk itu peneliti akhirnya memutuskan untuk meneliti persepsi guru (Sebagai garda terdepan tendidikan) terhadap Kurikulum Merdeka yang fokus pada implementasinya dalam pengajaran bahasa Inggris pada tingkat SMP di Kabupaten Banjar, termasuk mengenai kendala dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan wawancara sebagai metode pengumpulan datanya. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam semi tidak terstruktur terhadap 7 guru bahasa inggris di 4 sekolah SMP di kecamatan berbeda di Kabupaten Banjar yang menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai responden, ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling.
Setelah dilakukan penelitian, diperoleh 9 persepsi positif dan 8 persepsi negatif yang diberikan responden, menurut persepsi guru Kurikulum Merdeka sudah menyesuaikan zaman dengan penggunaan media digital/ internet sebagai alat bantu pembelajaran membuat sumber belajar menjadi lebih banyak, terdapat pula proyek menyenangkan yang dapat dilakukan siswa, disamping itu kurikulum ini juga dinilai lebih mendukung siswa dengan istilah student center, positif disiplin, dan pendekatan diferensiasi yang membuat guru dapat memberikan kesempatan lebih besar untuk siswa mengembangkan diri, dengan dipahami secara personal dan diberikan lingkungan nyaman. Adapun kendala yang dirasakan sebagian besar ada di 3 faktor, yaitu fasilitas, kesiapan guru, serta waktu yang semakin terbatas karena banyaknya hal yang harus diurus oleh guru akibat kurikulum ini.

Item Type: Article
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 370 Pendidikan > 371 Sekolah dan aktivitasnya; pendidikan khusus
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa Inggris
Depositing User: Editor Repository Unukase
Date Deposited: 27 Sep 2024 02:51
Last Modified: 27 Sep 2024 02:51
URI: https://repository.unukase.ac.id/id/eprint/193

Actions (login required)

View Item
View Item