MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SENI RUPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE(TPS) PADA SISWA KELAS IV SDN BENUA ANYAR DANAU SALAK 1 TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Pelajaran SBdP di SD memiliki fungsi dan tujuan untuk mengembangkan sikap,
kemampuan berkarya,mengembangkan rasa keindahan, kreativitas, dan
berapresiasi. Seni rupa merupakan salah satu jenis seni yang diajarkan di sekolah
dasar (SD). Selama pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran SBdP
khususnya seni rupa, masih banyak siswa yang mengikutinya dengan kurang
antusias, semangat yang menurun, dan jika diberi tugas memakan waktu lama
dalam pengerjaan dan tugas yang dikerjakan tidak maksimal dan bahkan
cenderung seadanya. Hanya sebagian kecil diantara siswa yang dapat memahami
dan mengerjakan tugas dengan semangat dan hasil yang baik. Berdasarkan hasil
Penilaian Akhir Semester (PAS) ganjil tahun pelajaran 2022/2023 menunjukkan
bahwa masih terdapat siswa yang memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar SBdP. Permasalahan tersebut tentunya
banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, misalnya faktor internal dan
internal. Berdasarkan masalah tersebut maka rumusan masalah ini adalah
bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada materi seni rupa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada
siswa kelas IV SDN Benua Anyar Danau Salak 1 tahun pelajaran 2022/2023
dengan tunuan untuk untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi seni
rupa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
(TPS) pada siswa kelas IV Sdn Benua Anyar Danau Salak 1 tahun pelajaran
2022/2023. Berdasarkan hasil yang telahdilakukan dapat diketahui bahwa
penggunaan model pembelajaran Think Pair Share pada siswa kelas IV SDN
Benua Anyar Danau Salak 1, terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa,
yang dimana pada tahap awal persentase ketuntasan siswa hanya sebesar 30%
atau sebanyak 3 dari 10 siswa yang memiliki nilai di atas 70. Kemudian pada
siklus I persentase ketuntasan siswa meningkat hingga mencapai sebesar 60%
atau sebanyak 6 dari 10 siswa. Hal ini tentunya meningkat dua kali lipat dari tes
awal sebelum diterapkannya model TPS di kelas. Terakhir pada siklus II
persentase ketuntasan siswa meningkat kembali hingga mencapai nilai sebesar
90% atau sebanyak 9 dari 10 siswa mengalami ketuntasan belajar.